Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Terbaru

Saria dan Lumbung Ikan Halmahera Barat

957
×

Saria dan Lumbung Ikan Halmahera Barat

Sebarkan artikel ini

Saria dan Lumbung Ikan Halmahera Barat Yang Minim Perhatian (Sektor Unggulan Perikanan Kesan Terabaikan)

Oleh :

THOKZ MONY




SARIA adalah salah satu Desa yang secara geografis berada di pesisir barat Halmahera Barat, tepatnya di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.

Letak geografis nya begitu strategis berbatasan langasung dengan perairan Kota Ternate Maluku Utara, mayoritas penduduk Desa Saria bergerak di sektor perikanan hampir 90 persen, sisanya petani, pegawai negeri , dan lain nya, sebagain besar nya ialah nelayan, profesi ini digeluti semenjak dahulu dan turun temurun secara alamiah sampai generasi kini.

Desa yang memiliki garis pantai lebih besar dari luas wilayah darat ini, terbiasa dengan lautan, lautan bagi masyarakat Desa Saria adalah lahan mencari rezeki bahkan telah menjadi sahabat kehidupan bagi mereka. Hidup bersinggungan langsung dengan lautan membuat saria tak bisa lepas dari hal hal laut hampir aktivitas dan hajat hidup mereka Bersimbiosis mutualisme.

Secara Histori Nelayan Saria terbentuk dengan mandiri akibat bonus geografis nya, dari generasi ke generasi keterampilan mereka terbentuk atas bakat alam dan keadaan geografis, menopang dengan seadanya, mengais dengan etos yang tinggi, menginisiasi harapan menyambung hidup. Dari sampan biasa dahulu hingga perahu dengan menggunakan mesin telah mereka geluti sedari dulu, transformasi nya dari waktu ke waktu mendulang kekaguman sekaligus Kealpaan perhatian.

Mengagumkan rasanya melihat kemandirian yang di geraki masyarakat Desa Saria sedari dulu hingga kini, konsisten dan concern pada sektor perikanan, dari mereka masyarakat Desa di Halmahera Barat seakan tak perlu was was dengan ketersediaan ikan sebagai bahan komsumsi harian, juga wialayah penyangga lain macam Kota Ternate dan Kota Tidore.

Rata Rata Produksi Harian riil berdasarkan sumber dari salah seorang nelayan Saria, produksi Nelayan Desa Saria berkisar 4 -15 Ton Ikan per hari jika di akumulasikan dengan 30 hari x 12 Bulan, maka kalkulasi setahun produksi ikan yang di hasilkan berkisar 1.440 – 5400 Ton per tahun, dapat kita ukur begitu melimpahnya stok ikan, Hal ini menjadi salah satu kredit tersendiri yang patut di berikan kepada Nelayan desa Saria yang merupakan elemen penting sektor perikanan yang di gadang gadang hampir setiap periode pemerintahan sebagai sektor unggulan.

Namun dengan geliat tersebut, tampilan kontras terjadi pada Nelayan Desa Saria, selama ini sentuhan yang terasa nyata dari pemangku kepentingan belum sepenuhnya optimal, Nelayan Desa Saria berjuang sendiri dengan identitas nya sebagai Nelayan cultural. Stimulus sarana dan prasarana dari pemerintah Daerah masih sangat kecil dan parsial serta momentuman, Padahal jika di lihat konstribusi juga potensi sektor perikanan yang melimpah mestinya menjadi prioritas dan berkelanjutan, sangatlah kontradiksi tentunya.

Selama ini Nelayan Dan Kelompok Nelayan menginisiasi secara mandiri untuk keperluan operasional produksi dari kucuran modal yang di peroleh dari tengkulak maupun pemodal kecil swasta lokal atau lebih sering mereka sebut sebagai “penunjang” Yang rasanya tidak berimbang dengan pola pembayarannya, meskipun begitu karena telah menjadi kebisaan serta tidak ada alternatif lainnya maka hal tersebut lazim di lakukan.

Pada Aspek permodalan ini, pemerintah Daerah harus memikirkan dengan serius dan tuntas dengan memfasilitasi akses permodalan segitiga bagi nelayan dengan pihak swasta atau Bank milik BUMN yang aman, ekonomis, terjangkau mudah dan berkepastian hukum.

Selain Akses permodalan Yang terjangkau dan mudah bagi nelayan, Apsek sarana dan prasarana pendukung dalam memaksimalkan peran Nelayan dan fasilitas produksi yang memadai tentu harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Daerah, seyogya Pemerintah Daerah hadir sebagai fasilitator atau mediator yang konsisten dan untuk kemanfaatannya secara berkelanjutan demi kepentingan produksi ikan Halmahera Barat.

Sarana dan Prasaran pendukung yang sangat dinperlukan bagi nelayan Desa Saria adalah tambatan perahu / pelabuhan kapal kapal ikan yang modern dan lebih berkualitas, selain itu juga ketersediaan Kostur dengan kapasitas skala besar , Kostur menjadi suatu hal yang begitu Urgen apabila over produksi ikan pada waktu membludaknya pasokan ikan, selama ini Kostur penampungan ikan yang tersedia di Desa Tuada tidak mampu menampung pasokan ikan yang di hasilkan dari nelayan Desa Saria. Keluhan mereka juga adalah Kostur tersebut berkapasitas kurang maksimal serta perlu di moderasi, namun bagi mereka Nelayan Desa Saria, penyediaan Atau pembangunan Kostur di wilayah administratif desa Saria amatlah harus untuk memberi akses kemudahan,

Selain Keberadaan Kostur Di Desa Saria akan mampu menyerap Tenaga kerja untuk sektor perikanan, selain itu keberadaan Kostur yang modern dan dengan fasilitas yang baik akan berdampak pada kualitas penyimpanan ikan skala ekspor. Tentunya apabila Pemerintah fokus dan serius dalam mendorong dan memfasilitasi ini melalui BUMD akan berimpact positif terhadap pendapatan dan atau income bagi Daerah.

Kira nya Harapan dan Asa serta potensi perikanan yang melimpah yang terhasilkan dari salah satu Desa Nelayan yang masih terabaikan dan apriori tersebut menjadi evaluasi bagi Pemerintah Daerah dalam mendorong dan Fokus pada sektor yang seringkali di gaungkan sebagai Sektor unggulan dalam pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah Daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan mestinya mampu dengan kembali melihat dokumen perencanaan yang terintegrasi dan atau Pemerintah Daerah seyogyanya mendaur ulang Program unggulan Perikanan yang terfokus pada salah satu Daerah yang memiliki Potensi terbesar tersebut menjadi pilot project pembangunan Perikanan di Halmahera Barat, selain itu keseriusan Pemerintah daerah harus di geraki dan di buktikan dalam memaksimalkan Pola Pembangunan perikanan dengan tentunya menyokong anggaran pada Dinas Terkait dalam usaha eksekusi program agar lebih optimal demi pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *