Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
OpiniPendidikan

Tindak Lanjut Creative Teaching

132
×

Tindak Lanjut Creative Teaching

Sebarkan artikel ini

“Mengapa seorang mentor perlu kreatif ?”

 

Oleh:

Jeane P. Pakka, S.Th

(KTM PPA ID0309)

Saya akan mengawali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan. Mengapa seorang mentor perlu kreatif??. Nah, yang dimaksud dengan kreatif adalah cara berpikir baru yang harus dimiliki oleh seorang pengajar atau pendamping dalam menyampaikan materi kepada anak-anak.

Kegiatan Creative Teaching atau pengajaran kreatif yang dilakukan oleh pihak Compassion kepada mentor dan staf PPA pada tanggal 12-14 April 2023 di PPA ID0309 Elim Taboso dengan pemateri:(Pak Tomy, pak Raymond dan pak Laif) ditanggapi dengan baik oleh seluruh PPA yang ada di wilayah Cluster Jailolo yang dibuktikan dengan adanya Rencana Tindak Lanjut yang sudah dilakukan oleh beberapa PPA di Wilayah Cluster Jailolo (PPA ID0314, PPA ID0309, PPA ID0300 dan PPA ID0321).

Kegiatan Creative Teaching yang dilakukan oleh PPA ID0309 Elim Taboso pada 01 Mei 2023 dihadiri oleh pengurus, staf dan mentor yang berjumlah kurang lebih 35 orang, dan yang menjadi pemateri yaitu; Bpk. Ishak Buga sebagai koordinator PPA ID0309, Jeane P. Pakka sebagai KTM, Bpk. Arkilaus Gam sebagai mentor usia 15-18 tahun dan ibu Erna Koranyo sebagai mentor usia 1-2 tahun. Dalam kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan simulasi yang dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-8 orang.

Ada beberapa catatan dari peserta yang mengikuti kegiatan Creative Teaching. Menurut Arki: “Bersyukur dengan adanya kegiatan creative teaching yang dibuat oleh Compassion dan sudah melibatkan para staf dan mentor di Cluster Jailolo pada bulan April kemarin dan sudah ditindaklanjut oleh PPA ID0309 dan beberapa PPA lainnya dengan harapan bahwa mentor harus lebih kreatif dalam mengajar kepada anak-anak”. Ujar mentor usia 15-18 itu.

“sebetulnya bicara mengenai metode pembelajaran kreatif tentu bukan hal baru bagi kami para mentor, karena dari beberapa metode tersebut sudah pernah kami praktekan dalam kegiatan belajar khususnya di anak usia 12-14 tahun. Yaitu metode Video Based Learning, diskusi, tanya jawab dan ceramah. Tapi kami juga berharap setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini kedepan akan lebih banyak metode yang bisa diterapkan”. Ujar bapak Mensen dan bapak Boby.

Menurut Kristin Sihotang, salah satu mentor usia 3-5 tahun, “Pelatihan mentor yang sudah ditindak lanjut oleh PPA ID0309, saya berharap bisa menjadi bekal bagi kami mentor untuk lebih kreatif dalam mengajar sehingga anak-anak tidak mudah bosan dan tetap rajin ke sekolah. Sebagai mentor usia 3-5 tahun saya akan mencoba untuk menerapkan metode pembelajaran talking stick kepada anak-anak dalam kelompok belajar”.

“dengan adanya kegiatan pelatihan kami sebagai mentor diharapkan tidak hanya sekedar ikut dan mendengar saja tetapi juga dapat menerapkan metode-metode pembelajaran kepada anak-anak dalam setiap kegiatan dikelas. Kami juga telah membuat sebuah jadwal kegiatan untuk kelas 12-20 tahun yang akan dipakai dalam bulan Mei yang didalamnya kami mencoba untuk menggunakan beberapa metode yaitu: Video based learning, ceramah, diskusi, dan tanya jawab”, Ujar ibu Wasty Chandra, mentor usia 15-18 tahun.

Akhirnya jadilah mentor atau pendamping yang tetap kreatif dan terus belajar mengenal diri sendiri sebagaimana kata filsuf Yunani “Kenalilah dirimu sendiri, sebelum mengenal orang lain”. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa sebagai seorang mentor atau pendamping harus bisa mengenal siapa diri kita? Apa kemampuan kita? Apa kelebihan kita? Apa kelemahan kita? Sebagai seorang mentor atau pendamping, ada banyak hal yang harus kita kenali dalam diri kita jauh sebelum mengenal anak-anak yang didampingi.

Oleh karena itu seorang mentor atau pendamping dituntut untuk lebih kreatif atau bisa menciptakan suasana yang baru ketika berjumpa dengan anak-anak baik didalam kelas atau dalam kegiatan-kegiatan yang lain. Sehingga anak-anak tidak cepat bosan dan sebagai mentor kita tidak akan mengalami kesulitan dalam membangun relasi dengan anak. Nah, muncul pertanyaan bagaimana seorang mentor bisa menjadi kreatif atau apa tips untuk menjadi mentor yang kreatif??.

Pertama, seorang mentor atau pendamping harus meningkatkan kemampuan interpersonalnya. Maksudnya bahwa seorang mentor harus mampu menghangatkan hubungan dengan anak dan membuat pendekatan yang lebih mudah dengan anak.

Kedua, seorang mentor harus membuat media pembelajaran yang menarik, artinya mentor harus terampil dan bisa menciptakan gaya belajar yang menarik sehingga anak tidak bosan dengan materi yang dijelaskan. Bisa juga menggunakan media-media yang ada seperti visual, audio, maupun audio visual. Ketiga, seorang mentor atau pendamping harus mempunyai kreativitas dan inovatif yang tinggi. Lebih sederhana yaitu, mentor atau pendamping harus memahami materi yang akan diajarkan sebelum turun ke lapangan. Keempat, seorang mentor atau pendamping harus mempunyai kolaborasi dengan anak yang baik. Maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran mentor harus bisa menjadi fasilitator atau orang yang memfasilitasi atau menyediakan apa yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut dan lebih banyak melibatkan anak-anak dalam pembelajaran, sehingga anak-anak merasa dilibatkan dalam setiap perjumpaan atau pertemuan dikelas.

Diakhir tulisan ini, saya mau dengan sebuah pesan seorang ahli yang mengatakan “orang-orang dari segala usia sebenarnya dapat belajar apa saja jika mereka melakukannya dengan unik mereka, dengan kekuatan pribadi mereka sendiri” (BP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *